Selasa, 09 Oktober 2012

Jeritan anak petani

Petani menjerit, pemerintah tertawa. Baginilah yang terjadi di negara ini kesejateraan petani sudah sangat di sayangkan. Padahal petani adalah bagian terpenting dalam negara ini. Kalau petani tidak ada, pasti beraspun tidak bakalan ada. 

Jangankan untuk menuntut kesejateraan, untuk menuntut pupuk aja petani sudah kewalahan. sunguh Pemerintah yang sudah tidak punya hati. Pemerintah yang pengen menang sendiri. 

Dulu negara ini bisa memenuhi permintaan beras dalam negri. Tetapi untuk saat ini Indonesia mengimpor beras dari negara tetangga. Sungguh susah di fikir dengan akal Rasio.

Yang jadi pertanyaanya adalah : Apa petani bisa mengurus semua biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak mereka.?

Pertanyaan yang sudah pasti jawabannya "tidak bisa". Untuk biaya hidup saja banyak diantara mereka minjam sana sini hanya untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. "Gali lobang tutup lobang". Begitulah peribahasa yang cocok untuk petani saat ini. Hasil panen mereka pun harus disisikan untuk menganti uang pinjam mereka, belum lagi mereka mau beli pupuk dan bibit untuk di tanam lagi.

Di mana sih hati nurani pemerintah.?
Kok ada sih pemerintah yang berdiam diri melihat masalah ini.?
Apa karena takdir petani sudah seperti itu.?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PUISI UNTUK PEMERINTA DARI ANAK PETANI

Wahai pak Presiden yang baik hati.
Tolong dengarkan suara kami 
Anak dari seorang petani. 
Yang pengen sekolah tinggi-tinggi
Untuk menggapai semua prestasi
Kami hanya meminta untuk di kasihani
Bukan di caci
Kami hanya bisa menangisi 
Situasi sepeti ini

Wahai Wakil Rakyat yang baik hati
Sampaikan Aspirasi kami
Untuk bisa menikmati indah hidup ini

0 komentar :