This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Indonesiaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesiaku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 April 2013

Teriakan Pengasong Minta Keadilan

Sengatan mentari yang terus membakar kulit, tak bisa menghentikan langkah kaki dari seorang pengasong untuk terus menjual asongannya. Demi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, seorang pengasong rela untuk berpanas-panasan dijalanan, kejar-kejaran dengan Satpol-pp hanya demi sesuap nasi dan setetes air.

Saya melihat hal itu membuat saya bertanya-tanya kok bisa yah pemerintah mengejar dan menertipkan para pengasong dan para pengemis.? Kalau hanya jawabannya untuk melancarkan lalu lintas, terus mengapa harus ditangkap.? Apa nggak ada solusi lain untuk para pengasong dan para pengemis.? Sungguh keterlaluan pemimpin negara dan juga Dewan Perwakilan Rakyat.

Bukan cuma hal itu yang membuat saya sebagai rakyat menangis melihat penderitaan sesama rakyat. Saya binggung sama hukum dinegara, seorang pencuri sendal bisa dihukum sampai puluhan tahun, sedangkan seorang pencuri duit rakyat yang memiskinkan rakyat dihukum dengan 5-8 tahun saja, apalagi jika disuap bisa-bisa menjadi 3-5 tahun saja.

Aneh memang negara kita ini, rakyat semakin miskin harta, rakyat semakin miskin ilmu, rakyat semakin miskin budaya. Tapi ada sebagian golongan yang hartanya semakin bertambah, ada sebagian golongan yang ilmunya melangit. Huuuuuu,,, Saya hanya bisa menghela nafas panjang, sembari mengelengkan kepala melihat kaum teman-temanku menderita, mencari makan sesuap dan setetes air saja susah karena dibatasi dengan peraturan yang aneh. Sementara sebagian elit polit yang membuat aturan malah melanggarnya tanpa beban.

Seorang pengasong yang jelas-jelas bekerja halal untuk memenuhi kebutuhannya walau hanya secuil makanan dan minuman, seorang pengemis yang didesak oleh kelaparan, seorang pencopet di didesak oleh kebutuhan. Terus diincar untuk ditertibkan, sebenarnya bukan masalah ditertibkan yang saya kurang suka, tapi salah satu pengasong yang saya temui dijalanan -"Katanya mereka sebegai pengasong jika ditangkap, maka si satpol-pp meminta jatah 10% dari hasil penjualan mereka, terus barang dagangan disita". Disini menujukan korupsi itu bukan hanya ditingkat DPR atau Pemimpin daerah, tapi bisa ditingkat lebih kecil.

Senin, 11 Maret 2013

Dini hari, saksi bisu kelaparan Gue

Selamat Pagi...!

Pasti semua sudah pada tahu nama gue, status yang gue sandang sekarang. Bagi yang belum pada tahu, nama gue Rizal, status gue Mahasiswa disalah satu universitas swasta di kota Depok.

Akhir-akhir ini gue ada sedikit permasalahan disegi Ekonomi yang menyebabkan perkembangan gue atau aktivitas harian gue sedikit terganggu, dan bahkan sangat terganggu. Masalah ekonomi yang sedang gue hadapi ini berakar dimana harga hasil penjualan kebun menurun drastis dan mengakibatkan pemasokan ekonomi keluarga agak sedikit tersendat, dan bisa dikatakan lumpu total jikalau harga nggak naik sampai bulan depan.

Masalah ekonomi ini telah memaksa gue untuk menghemat, menekan angka pengeluaran kehidupan gue selama di Depok, bahkan kuliah gue terancam cuti karena biaya kuliah semester ini agak terlambat dibayar.

Masalah ekonomi ini menambah beban fikiran gue. Awalnya gue hanya berfikir kuliah, dan bertahan hidup di tempat yang jauh dari sanak saudara dan handai tolan, dan sekarang gue harus berfikir masalah mencari uang untuk bisa melanjutkan kuliah atau setidaknya bisa bertahan hidup di Depok.

Masalah ekonomi ini membuat gue mengerti akan pentingnya uang dalam kehidupan, uang bisa kedudukannya kedua setelah Tuhan. Bahkan sempat gue berfikir uang adalah segelanya, tanpa uang kita tidak bisa beramal. Saking pentingnya uang bagi gue, akhirnya gue memutuskan untuk mencoba mencari pekerjaan atau setidaknya mencoba menjual barang orang lain dengan harga yang gue naikin sedikit sebagai keuntungan gue.

Uang...Uang... dan Uang yang berada terus dalam pikiran gue, gimana gue bisa membiayai kuliah atau setidaknya bisa mengurangi beban perekonomian keluarga. Kadang gue merasa malu kepada adik-adik gue, secara gue paling tua, dan anak laki satu-satunya. Gue 4 bersaudara, 3 orang saudara kandung termasuk gue, dan 1-nya saudara angkat. Semuanya sekolah dan kuliah di tempat jauh dari kampung halaman, bahkan bisa dibilang beda pulau. Inilah yang membuat roda perekonomian agak sedikit rusak karena nggak sanggup menahan beban pengeluaran yang semakin memberatkan saja.

Dalam hati gue selalu mengerutuh, berteriak menjerit untuk meminta keadalian. Tapi pada siapa gue harus meminta.? Pada President.? Dewan Perwakilan Rakyat.? pada Mentri.? atau pada Elit politik Negeri ini.?

Jumat, 22 Februari 2013

Senjah Kehidupan

Senjah yang indah, dimana mentari sudah mulai kembali keperaduannya, dimana burung mulai sibuk mencari tempat untuk beristirahat dari malam yang buas, dimana langit memerah dengan indahnya.

Sayangnya senjah yang indah ini tak membuat hati Rizal indah seperti indahnya senjah. Hmmm, mungkin karena dia belum terbiasa tinggal tanpa sanak saudara, tanpa ada yang bisa memeluk dan mendekapnya dengan penuh kehangatan keluarga.

Rizal berasal dari Manado, yang merantau dengan tujuan kuliah dan membanggakan kedua orang tuanya. Karena efek dari merantau tak ada yang mengawasi, dan juga efek dari perekonomian keluarga yang membuat Rizal kebingunggan mencari solusi dari masalah demi masalah yang terjadi karena tekanan pergaulan dan ekonomi.

Awal Rizal kuliah semuanya baik-baik saja, nggak ada keluahan yang terlontar dari bibirnya. Lama kelamaan faktor ekonomi mulai mengerogoti semangatnya. Rizal yang baru duduk disemester 1 disalah satu universitas, memang hanyalah anak dari keluarga yang tak miskin dan juga tak kaya.

Rizal terlahir dari orang tua yang bisa dibilang berpenghasilan musiman. Jika harga hasil pertanian membaik otomatis Rizal bisa hidup dengan baik diperantauan, dan jika harga hasil pertanian memburuk maka mimpi buruklah bagi Rizal.

Bahkan Rizal sempat dikagetkan dengan satu ucapan orang tua –“Ayah sudah nggak bisa membiayai perkuliahanmu untuk semester depan”. Ucapan yang bisa dibilang singkat, tapi bermakna luas bagi seorang anak petani seperti Rizal.

Diapun perlahan-lahan mulai memutar otak, mensiasati ganasnya kehidupan metropolitan. Satu persatu bisnis dia coba lakoni hanya demi mengurangi biaya hidupnya. Bisnis kecil-kecilan sampai sedikit tergiur dengan bisnis terlarang dan terharam.

Kerasnya kehidupan membuat Rizal sadar akan satu hal –“Mencari sesuap nasi di negeri ini sungguhlah tak mudah”.

Entah sampai kapan derita ini akan selalu dirasakan Rizal. Andai ada seorang pemimpin yang bisa mensejahterakan Rakyatnya, andai ada wakil Rakyat yang sadar akan kelaparan Rakyat dimalam yang digin.

Ooo, Pemimpin kapan Anda bisa memahami orang kecil seperti Rizal dan anak-anak dari petani yang lain.?

Ooo,,, Wakil Rakyat yang terhormat. Kapan Anda bisa mewujudkan permintaan Rakyat tanpa ada kata “PUNGLI”.?

Wahai para pemimpin tataplah kami sebagaimana Anda menatap manusia, bukan menatap Hewan.

Wahai Para pemimpin mau dibawah kemana INDONESIA ini.?

Wahai Para pemimpin khususnya pak Presiden, kami telah bosan mendengar “AKU TURUT PRIHATIN, atau AKU TERUT BERDUKA CITA” yang terus keluar dari mulut tanpa tindakan nyata yang tertuang dalam tingkah dan perbuatanmu.

Memang kami rakyat kecil yang tak ada apa-apanya di Mata kalian, tapi sadarkah kalian –Tanpa ada suara kami, kalian pasti takkan bisa duduk disinggahsana yang mewah bertaburkan berlian dan emas.

Wahai para pemimpin…. memang kami hanyalah segerombolan semut merah yang kecil, tapi ingat gigitan satu ekor semut saja bisa membuat gatal yang tak berkesudahan, apalagi jika digigit ribuan atau bahkan jutaan semut merah…. Bisa dibayangkan betapa pedih rasanya.

Selasa, 23 Oktober 2012

Mau jadi apa nih Negara.?

Jam segini aku lagi mencari makanan diluar, dan jam segini pula aku menemukan anak-anak yang berusia sekitaran umuran 8-9 tahun yang seharusnya sekarang lagi tidur nyenyaknya, akan tetapi pada saat ini mereka berkelompok jalan menyusuri gang demi gang, jalan demi jalan rumah demi rumah, hanya untuk botol plastik yang sudah tidak di pakai lagi.

Akupun bertanya pada mereka. "Lah, emang besok tidak sekolah yah.?" Jawaban simpelpun keluar dari mulut mereka yang masih polos yang seharusnya jam segini sudah pada tidur untuk persiapan tenaga buat besok menuntut ilmu, "Kami sudah tidak sekolah kakak". Begitu terdengar jawaban yang keluar dari mulut-mulut bocah-bocah yang sangatlah polos, aku langsung menitikan air mata sambil merenung.

Mau jadi apa ini negara, kalau anak-anak yang seharusnya wajib untuk sekolah 12 tahun, eh tau-tau tidak sekolah malah membantu keluarganya untuk mencari sesuap nasi, dan setetes air untuk minum sehari.

Anak-anak yang nantinya menjadi penerus bangsa ini, yang seharusnya berpekerti tinggi dan berakhlak baik. Apa ini yang di sebut dengan sayap Garuda sadah patah.? Apa ini yang di sebut Mata Garuda sudah rabun.? Apa ini tanda-tanda Indonesia yang dahulunya di sanjung sama dunia, akan segera berakhir.?

Kalau ini terus di biarkan pasti lambat laun negara ini akan kembali di Jajah, bukan di jajah secara fisik akan tetapi di jajah dalam bidang science dan tegnologi. Sekarang tugas kita harus menghilangkan ego kita, kita berfikir kedepan bukan hanya berfikir seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, setahun dua tahun, akan tetapi berpikir jangka panjam dalam seratus tahun mendatang Indonesia kita tercinta akan menjadi apa sih.?

Senin, 22 Oktober 2012

Pandangan saya Tentang Geografi politik

Geografi politik merupakan salah satu bentuk mempelajari geografi sosial yang tertua. Dulunya ketika titik berat pembelajaran geografinya bergeser kearah perekonomian masyarakat, geografi politik makin jauh ketinggalan dalam suasana tak ilmia atau kurang ilmia.

Dapat di simpulkan bahwa ada dua faktor yang menjadikan geografi politik ketinggal dalam arti ketinggal dari isi ilmianya. Pertama, usianya telah lama dan tak terpelihara, kedua adanya gagasan imperialistis yang menempati geografi politik. Kedua aspek inilah yang mempengaruhi sedikitnya atau terlambatnya geografi politik terintegrasi kuat dalam geografi sebagai keseluruhan.

Sejak pertama perhatian utama dari pembelajaran geografi politik terbatas pada sebab-sebab terjadinya pembagian permukaan bumi secara politik keruangan, dengan segala pembahasannya seperti kaum minoritas dan mayoritas dan sebagainya.

Hal ini pula yang di ajarkan di bangku pendidikan baik di SMP, dan SMA. Disitu para siswa di beri informasi tentang seluk beluk kesatuan politik dalam suatu negara dalam hubungannya dan faktor buminya.

Namun pembelajaran geografi politik juga di perbesar dengan ajaran RAS, SUKU/Daerah, dan AGAMA. Karena perbedaan seluk beluk daerah, ras, dan agama bisa mempengaruhi kerukunan dalam negara itu sendiri.

Sesuai dengan namanya geografi politik bertugas mempelajari geografi dari unit-unit politik dan ini dapat bervariasi menurut luas atau tipe unit, mulai dari kota, sub provinsi, provinsi, negara, benua, dan sampai dunia.




Ini jika ada yang salah mohon di maafkan karena ini saya tulis dengan bahasa saya sendiri. Dengan Kajian saya sendiri. Jadi kalau ada yang salah di tunggu Komentnya untuk di perbaiki.



-Salam-

Rabu, 17 Oktober 2012

Ini Baru Kecurigaan Saja


Kabar ini sementara aku selidiki kebenarannya, dan satu persatu sudah mulai terbukti. Salah satu universitas Swasta yang katanya ternama di Indonesia, mempraktekkan tindakan kecurangan dalam hal keuangan.

Kami mahasiswa baru disuruh membayar uang kuliah per semester itu jauh lebih tinggi dari mahasiswa yang setahun lebih dulu masuk. Kalau dari saya pribadi uang yang hampir menyentuh angka 10 juta itu sudah sangat berarti sekali untuk kehidupan anak seorang petani.

Angka yang lumayan besar menurutku, yang seharusnya kita mendapatkan fasilitas yang mendukung pembelajaran kita di kampus. Contoh yang paling mendasar adalah masalah AC, yang seharus dengan nomial yang hampir menyentuh angka 10 juta itu kita para mahasiswa baru sudah merasa kelas yang ber AC, akan tetapi kita tidak merasakan kelas kita memakai AC. AC memang ada di kelas tapi hanya formalitas semata. Terus contoh yang lain, yang paling mencolok di universitas adalah kantinnya tidak ada, yang seharusnya dengan uang segitu banyaknya sudah bisa membuat sebuah kantin walaupun hanya menjual sebagian kecil makanan ringan sama minuman. Sementara dari pihak kampus katanya uangnya belum bisa untuk membuat kantin, lah kenapa uang belum bisa buat kantin terus bisa membuat Apartemen.?

Ini semua jadi tugas kita para mahasiswa. Benar kata kakak-kakak barusan “Mahasiswa itu harus kritis dalam segala hal”, karena kata Maha itulah yang membedakan kita dari siswa-siswa yang lain. Oke, buat kalian anak orang kaya uang yang hampir menyentuh angka 10 juta itu kecil, tapi untuk kami anak dari seorang petani, anak yang merantau tanpa saudara di kota ini uang itu sangat berarti dalam kehidupan kami.

Minggu, 14 Oktober 2012

Kemacetan Jakarta dan solusinya


             Mendengar kata macet, langsung terlintas dalam fikiran kita bahwa itu sudah menjadi budaya Jakarta. Jangan bilang Jakarta kalau tidak ada kemacetan.
             Hampir semua jalan di Jakarta mengalami kemacetan yang cukup membuat kita pusing, kesal, dan uring-uringan akibat kemacetan yang terjadi. Sebenarnya sederhana saja, kemacetan itu disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan dan pertambahan jumlah jalan.
             Selama ini pertambahan jumlah kendaraan meningkat dengan pesat sementara pertambahan jalan bisa dikatakan tidak ada pertambahan yang signifikan. Selain itu, faktor yang turut berperan dalam kemacetan adalah banyak pengendara yang tidak disiplin dan tidak mematuhi peraturan berlalu lintas serta jumlah penduduk DKI Jakarta yang semakin banyak akibat urbanisasi.
             Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia disokong oleh beberapa daerah seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Di mana banyak masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut bekerja di Jakarta. Bisa dibayangkan kalau sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan ditambah dengan penduduk Jakarta yang terus bertambah. Jakarta jadi membludak dan akibatnya kemacetan terjadi di mana-mana.

             Sebagai negara yang masih berkembang, tentu masyarakatnya, berlomba-lomba menuju ke penghidupan yang lebih baik. Pada umumnya, mereka mengukur kesuksesan dengan memiliki kendaraan roda 4 (mobil). Ada kebanggaan dalam dirinya dan ingin menunjukkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat di sekelilingnya bahwa ia telah sukses. Semakin banyak mobil semakin kaya (sukses) dan banggalah ia.

Solusinya
1. Jalur three in one lebih diperluas wilayahnya dan tidak menggunakan batas waktu.
2. Jalan-jalan yang dilalui busway yang menyebabkan penyempitan badan jalan harus segera
     diperlebar.
3. Membangun transportasi massal lainnya
4. Menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi. Ini juga dapat mengurangi polusi.
5. Meningkatkan tarif pajak kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat.
6. Menegakkan aturan dengan menindak tegas semua pelanggar lalu lintas tanpa kecuali ataupun
      oknum polisi yang berbuat pungli.

Jangan Karena Bahasa Kita di Kucilkan


Indonesia adalah negara yang banyak sekali bahasa daerah dengan Logatnya yang berbeda-beda. Jangan cuma karena bahasa kita mengucilkan orang lain, jangan cuma gara-gara bahasa kita saling pukul-memukul. Jadikan bahasa itu sebagai aset terbesar negara.

             Saya banyak merasakan hal yang kecil di perbesarkan cuma karena bahasa. Bahkan yang membuatku binggung anak-anak metropolitanlah yang paling banyak mengucilkan anak-anak daerah yang logatnya masih kental dengan logat daerah, yang semestinya anak metropolitanlah yang merangkul kita anak daerah ke dalam bahasa yang baik dan benar.

             Ingat anak-anak daerah juga sama dengan kalian anak metropolitan sama-sama anak Indonesia, yang memiliki mimpi yang sama pula yaitu pengen sukses dan mensukseskan Negara.

Kamis, 11 Oktober 2012

Berbicara Tentang keegoisan Jakarta dan Jawa, dalam hal mempertahankan Ibukota Negara


Ketika kita membicarakan kota Jakarta. Langsung terlintas dalam pikiran, bahwa Jakarta itu kota Metro, Ibukota Negara Indonesia. Akan tetapi Anak kota jakarta sesuai dengan pengamatan saya selama kurang lebih 4 bulan bergaul dengan orang jakarta, Ternyata mereka mempunyai karakter yang berbeda dengan masyarakat dari kota-kota Lain di Indonesia.

Karakter buruk anak Jakarta :

Anak Jakarta itu biasanya hanya bisa tertawain orang kalau sedang bersama-sama (Gerombolan). Sementara takut mengejek orang kalau dia sedang sendiri. Itu contoh kecil dari Anak Metropolitan. Makanya jangan heran setiap hari di kota Jakarta pasti terjadi Tauran antar pelajar.

Selain penakut kalau sendiri, mereka juga sombong atas apa yang mereka miliki. Padahal kalau mau di fikir dengan pikiran yang dingin. Apa sih yang harus di banggakan di dunia ini.? Mau banggakan Harta? Emang harta di bawah Mati.? Mau banggakan pangkat.? Emang pangkat akan di bawah mati? Mau banggakan kota Jakarta adalah Ibukota Negara? Sebentar lagi Jakarta akan tengelam.!

Aneh memang Anak jakarta, mereka tidak mau di sebut sebagai orang jawa. Padahal Jakarta berada di pulau jawa. Dan orang jakarta juga kebanyak berasal dari jawa.

Anak Jakarta paling tidak suka bergaul dengan anak di luar anak Jakata, kecuali anak yang diluar dari Kota Jakarta itu banyak uang. Padahal kalau difikir Lebih banyak teman lebih banyak rezeki, Benar tidak?.
Saya perhatikan awal kemarahan anak jakarta dan masyarakat Jakarta pada orang dari luar Jakarta, berawal dari POLITIK. Mengapa saya bilang begitu? Jawabannya adalah “Orang Jakarta tidak mau bila Pemerintah Indonesia di pindahkan keluar kota Jakarta”. Itulah yang menyebabkan anak Jakarta dan Masyarakat kota Jakarta khususnya, tidak menyukai anak daerah Kalimantan apalagi sulawesi.
Ini ada sedikit cerita yang asli saya temui pada saat saya berada di Depok.

Ada 3 orang yang sedang asyik ngobrol. Yang di obrolkan oleh mereka adalah mengenai pemerintahan Indonesia yang akan di tarik keluar dari Jakarta.

Orang  1         :     aku dengar-dengar Ibukota negara mau di pindahkan yah..?
Orang 2          :     iya...
Orang 3          :     emang mau di pindahkan kemana.?
Orang 2          :     kalau aku dengar sih, mau di pindahkan keluar Jakarta
Orang 1          :     Yang benar.? Emang dimana.?
Orang 2          :     mau di pindahkan ke Sulawesi atau ke kalimantan
Orang 3          :     ah, jangan rela kasih kalau Ibukota Kalau ibukota mau di tarik keluar dari pulau jawa.
                                Kan rakyat jawa yang paling banyak melawan penjajahan.
                                Kok harus di berikan ke luar jawa sih..

Saya pun terpanggil untuk memberikan tanggapan. Tanggapa saya

Saya                :     Maaf, saya mencampuri pembahasan bapak-bapak disini. Saya hanya mau supaya
                                Bapak-bapak jangan egois.
Orang 1          :     Lah, kita tidak egois kok. Emang benarkan yang paling banyak melawan penjajah kan
                                Kita, rakyat jawa sama rakyat Jakarta. Yang lain mah hanya sedikit dan bahkan tidak
                                Ada partisipasinya
Saya                :     siapa bilang orang dari daerah lain tidak ada partisipasinya untuk melawan penjaja
                                Zaman itu.? Buktinya banyak pahlawan berasal dari Manado berasal dari sulawesi
                                Contohnya : Dotu Lolong Lasut, yang berhasil mengusir portugis keluar dari
                        Kota Manado. Pierre Tendean dan Wolter Monginsidi, Kedua tokoh ini
                        Merupakan pahlawan Nasional. Pierre Tendean merupakan tentara Indonesia
                        Yang menjadi korban penculikan oleh G30S-PKI. Itu hanya sebagian kecil
                        Dari semua pahlawan yang ada di Manado, yang ikut serta dalam perlawanan
                        Penjajah.

Orang 3      :    iya, memang benar orang manado atau lebih khususnya orang Sulawesi
                        Sudah ikut membantu untuk melawan penjajah. Akan tetapi lebih banyak lagi
                        Yang berasal dari Jawa dan Jakarta.

Darah saya pun sudah mulai naik, ketika saya berdebat dengan 3 orang ini. Saking emosi saya naik, saya langsung memberikan tanggapan. Tanggapan saya:

Saya           :    sebenarnya apa sih yang di banggakan oleh orang jawa dan Jakarta?
                        Mau banggakan 70% penduduk Indonesia barasal dari jawa dan Jakarta?
                        Bang, Jangan di pakai akal egoisnya, Pakailah hati dan pikiran kita.
                        Demi Negara kita sendiri.
Orang 2      :    Ah, kamu tau apa sih, emang kamu asal dari mana.?
Saya           :    saya berasal dari Manado
Orang 3      :    Lah pantas, kamu belah sulawesi. Ternyata kamu juga orang sulawesi.
Saya           :    Saya tidak membela siapa-siapa di sini Bang, saya hanya mau meluruskan
                        Tangapan Abang mengenai Sulawesi.
Orang 2      :    lah, bukannya orang sulawesi itu egonya tinggi, sampai-sampai orang Jawa
                        Merantau kesana selalu di injak-injak harga dirinya.

Biasanya orang Jakarta sama orang jawa kalau sudah kalah berdebat, pasti ceritanya dipotong kecerita yang lain. Contohnya noh di atas. Saya pun mengikuti arus dari perdebatan yang sangat sengit ini.

Saya           :    siapa yang bilang Bang.? Bukannya orang Jakarta dan Jawa yang tidak suka
                        Bergaul dengan orang yang berbeda suku.? Apa sih yang bikin kalian bangga
                        Mempertahankan pusat pemerintahannya di Jakarta sih.? Maaf yah, setau
                        Saya Jakarta itu rawan gempa loh. Dan Jawa juga sudah mau tenggelam.
                        Noh liat lumpur lapindo masih terus mengeluarkan lumpur.
                        Kalau seandainya Jawa Tengelam Abang-abang mau kemana.?
Mereka      :    -----------“Terdiam seribu bahasa”.


Nah, kita harus mencoba mengambil pelajaran dari hal di atas. Apa sih yang kita banggakan dengan pulau jawa.? Apa sih yang membuat kalian orang Jawa dan Jakarta bersih keras untuk mempertahankan Ibukota.? Coba di fikir pake hati jangan di fikir pake Emosi.
Indonesia ini patut bersatu bukan bersatu-satu. Bagaimana kita bisa mempertahankan wilayah dan budaya Indonesia dari bangsa lain yang ingin mengambil satu demi satu wilayah dan Budaya kita.?

Rabu, 10 Oktober 2012

Katanya Indonesia Demokrasi

Negara Indonesia sudah menganut sistem Demokrasi sudah sejak lama. Demokrasi biasanya diartikan dengan kebebasan mengeluarkan pendapat.

Tapi mengapa tiap ada yang mengeluarkan pendapat selalu bermasalah dengan apa yang namanya hukum.?

Negara ini tidak cocok untuk dikatakan negara demokrasi, kalau tiap orang yang meluarkan pendapatnya harus berurusan dengan apa yang namanya HUKUM....

Selasa, 09 Oktober 2012

Jeritan anak petani

Petani menjerit, pemerintah tertawa. Baginilah yang terjadi di negara ini kesejateraan petani sudah sangat di sayangkan. Padahal petani adalah bagian terpenting dalam negara ini. Kalau petani tidak ada, pasti beraspun tidak bakalan ada. 

Jangankan untuk menuntut kesejateraan, untuk menuntut pupuk aja petani sudah kewalahan. sunguh Pemerintah yang sudah tidak punya hati. Pemerintah yang pengen menang sendiri. 

Dulu negara ini bisa memenuhi permintaan beras dalam negri. Tetapi untuk saat ini Indonesia mengimpor beras dari negara tetangga. Sungguh susah di fikir dengan akal Rasio.

Yang jadi pertanyaanya adalah : Apa petani bisa mengurus semua biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak mereka.?

Pertanyaan yang sudah pasti jawabannya "tidak bisa". Untuk biaya hidup saja banyak diantara mereka minjam sana sini hanya untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. "Gali lobang tutup lobang". Begitulah peribahasa yang cocok untuk petani saat ini. Hasil panen mereka pun harus disisikan untuk menganti uang pinjam mereka, belum lagi mereka mau beli pupuk dan bibit untuk di tanam lagi.

Di mana sih hati nurani pemerintah.?
Kok ada sih pemerintah yang berdiam diri melihat masalah ini.?
Apa karena takdir petani sudah seperti itu.?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PUISI UNTUK PEMERINTA DARI ANAK PETANI

Wahai pak Presiden yang baik hati.
Tolong dengarkan suara kami 
Anak dari seorang petani. 
Yang pengen sekolah tinggi-tinggi
Untuk menggapai semua prestasi
Kami hanya meminta untuk di kasihani
Bukan di caci
Kami hanya bisa menangisi 
Situasi sepeti ini

Wahai Wakil Rakyat yang baik hati
Sampaikan Aspirasi kami
Untuk bisa menikmati indah hidup ini

Pejabat Obral Janji

Negara kita ada negara yang selalu memilih langsung pemimpin Negara ataupun pemimpin daerah. pada awalnya calon pemimpin itu di beri waktu untuk menyampaikan visi dan misinya jika meraka menjadi pemimpin negara ataupun pemimpin daerah. 

Calon pemimpin biasanya datang menyapa rakyat dan selalu menjanjikan berbagai macam janji, tapi untuk pengaplikasiannya ketika dia duduk untuk memimpin tidak ada sama sekali. Biasanya calon pemimpin seperti itu banyak membuang-buang uang pada waktu kampanye. Dan pasti jika dia duduk menjadi pemimpin, pasti semua kerugiannya akan dia ambil dari uang Rakyat.

Apalagi yang namnya Wakil rakyat yang katanya merakyat. semuanya omong kosong belaka. bagaikan tong kosong yang nyaring bunyinya.

Siapa suruh pilih wakil rakyat :
                                                               Kita mau makan enak, sudah di wakili
                                                               Kita mau jalan-jaln keluar negeri, sudah di wakili
                                                               Kita mau mobil sport, sudah di wakili
                                                               Kita mau rumah mewah, sudah di wakili
                                                               Kita mau hidup sejaterah, sudah di wakili

Pancasila sudah cacat

Pancasila yang semestinya menjadi Ideologi bangsa Indonesia, sekarang tinggallah nama dan sebongka nilai norma yang sudah tidak di laksakan dengan baik dan benar. sekarang pancasila sudah seperti cerita dongen yang hanya di baca di saat upacara saja, sementara pengaplikasiannya dalam kehidupan sudah tidak di terapkan lagi.

Pancasila yang sebenarnya menjadi tiang penyangga negara ini di biarkan berlumut dan pasti kalau terus di biarkan akan hancur tergerus dengan perilaku pemerintah yang semakin menjadi. Pancasila mengajarkan nilai moral. Akan tetapi pemerintahnya tidak  bermoral, tapi anenya rakyatnya pun ikut dengan sifat pemerintah yang menodai kesaktian pancasila.

Kalau pemerintanya mengamalkan pancasila dengan baik. Maka otomatis korupsi dan pelanggaran-pelanggaran lainnya tidak akan, dan tidak akan pernah terjadi di Negara ini. Akan tetapi Pemerintah besifat acuh tak acuh dengan hal yang satu ini. Mereka sibuk memenuhi kantong-kantong celana, rekening mereka dengan duit rakyat.

Maka jangan salahkan Rakyat bila  pengemalan pancasilanya sudah mulai redup. Jika ingin menyalakan satu pihak, maka salahkanlah pemerintah. Karena kami Rakyat hanya mengikuti pola permainan pemerintah. Ibarat kata kasarnya : Guru kencing berdiri, Murid Kencing berlari.

karakter orang jawa

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia.

Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan perasaan. Suku jawa di kenal dengan keegoisannya yang tinggi. tidak mau berbaur dengan suku lain yang ada di Indonesia.
Orang jawa kalau mereka merantau di luar pulau jawa  kebanyak memilih hidup sendiri ketimbang hidup bercampur dengan penduduk tetap daerah tersebut. 

Awal ketidak sukaan orang jawa terhadap orang yang di luar jawa, di karenakan status politik. Mereka tidak mau jika pusat pemerintahan Indonesia di pindahkan dari dalam pulau jawa di tarik keluar dari pulau jawa. Disitulah awal dari ketidak senangan orang jawa terhadap orang di luar jawa.

Padahal kalau mau di fikir kita sama. sama-sama rakyat Indonesia. 

Minggu, 07 Oktober 2012

Tukar pikiran


Indonesia ada negara yang sumber daya alamnya sungguh melimpah. Indonesia adalah negara yang terkaya dengan budaya. Yang jadi pertanyaannya : Kok Indonesia jumlah angka kemiskinannya bertambah terus.?
Jawaban dari saya :
Indonesia perlu berbena diri. Caranya yang paling utama di lakukan adalah Korupsi di negara ini harus di berantas. Kalau perlu ancaman hukumannya bukan kurungan, tapi ancamannya harus MATI. Agar supaya orang yang melakukan praktek korupsi itu bisa jerah.
Terus yang kedua, jangan egois. Masyarakat Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang egonya terlalu tinggi. Terbukti dengan masalah, Ibukota Negara mau di pindahkan dari Jawa ke Luar Jawa. Masyarakat Jawa bahkan tidak mau untuk melepaskan Ibukota negara untuk di pindahkan keluar dari pulau jawa. Yang jadi pertanyaannya adalah : apa pulau jawa ini masih bisa menampung jumlah Manusia yang akan mengadukan nasibnya di pulau jawa.?
apa pulau jawa bebas 100% dari gempa.? Apa pulau jawa masih menampung beban gudung bertingkat?
Nah, inilah yang seharusnya kita fikirkan bersama. Jawa adalah kepulauan yang sangat rawan dengan Gempa bumi. Penduduk jawa sekarang adalah 70% dari penduduk Indonesia, dengan otomatis Jawa sudah tidak bisa mempung lagi manusia yang akan mengadukan nasibnya di jawa.
Intinya adalah jangan egois, kalau pengen Indonesia kita tercinta bisa maju.
Terus saya mau memberikan masukan untuk pemerintahan kita. Masukannya adalah : Tolong dong jangan hanya Indonesia bagian barat saja yang terus di explor baik dari segi tempat wisata, maupun segi Kesejateraan penduduk.
Kalau dari segi wisata. Indonesia bagian timur juga tidak kalah dengan jumlah tempat wisata Indonesia bagian barat. Banyak tempat wisata di Indonesia bagian timur yang bahkan jauh lebih baik daripada tempat wisata di Indonesia bagian Barat. Kalau kita explor ke dunia pastilah jumlah pendapatan kita bisa bertambah.
Kesejaretaan hidup Indonesia bagian timur sunggulah sangat buruk, tidak ada bantuan tangan dari pemerintah pusat. Untuk air saja mereka harus menempuh jarak berkilo bahkan berpuluh-puluh kilometer jauhnya.
Dari segi pendidikan. Pendidikan di Indonesia sangatlah memprihatinkan, adalah sekolah yang bangunannya sudah mau roboh, ada sekolah yang kurang tenaga pengajar, bahkan ada sekolah yang harus menempati kandang ternak.
Di mana sih hati nurani pemerintah, Melihat rakyatnya sengsara. Ada sih dalam hati pemerinta untuk peduli dengan rakyatnya.?
Sungguh sangat di sayangkan Indonesia yang merdeka dengan tumpahan darah, Indonesia yang merdeka dengan pengorbanan para pahlawan, Indonesia yang merdeka dengan bersatu. Tapi sekarang semuanya di rusak dengan masalah yang seharusnya tidak boleh terjadi. Pemerintahnya sibuk mengisi kantong-kantongnya dengan uang rakyat, Pemerintahnya sibuk dengan urusannya sendiri, Pemerintah yang bahkan tidak mau tau jeritan rakyat. Sungguh ane bangsa ini, bangsa yang sangatlah besar, bangsa yang sangat kaya akan sumber daya alam. Sekarang menjadi bangsa yang nomor 1 membeli hasil SDAnya sendiri.
Indonesia sekarang sudah seperti pembantu untuk rumahnya sendiri.
Ini adalah tugas kita bersama sebagai rakyat indonesia, untuk bersatu dan mengawasi hasil dari negeri kita tercinta INDONESIA.

Postingan ini saya buat untuk kita bahas bersama, dan sebelumnya saya mohon kepada pembaca untuk memberi komentarnya di bawah postingan ini.