Aku baru balik dari perjalan ku yang menghasilkan
kesenangan, sama kesedihan. Kesenganganya adalah ku bisa jalan-jalan pada malam
minggu di kota Jakarta pula, kesediannya adalah jalannya tidak bersama sepasang
hatiku yang telah pergi meninggalkan hatiku sendiri tiada ada yang mengisi
relung hati ini.
Di saat aku masih dalam perjalanan. Ku melihat dua orang
kekasih lagi merajut cinta mereka berdua di atas motor, sambil berpelukan
mesrah menikmati suasana Jakarta di Malam hari. Hatiku pengen menangis, pengen
merintih, pengen mengulang lagi cerita-cerita kita di malam minggu kemarin.
Akan tetapi kamu sudah tiada, ku takkan lagi bisa jalan sama kamu. Ku kan
mencoba membuang semua cerita kita dan akan membuka lembaran baru sama cewek
yang sekarang aku suka, akan tetapi bayang-bayang hidupmu masih selalu hadir
ketika hatiku lagi membutuhkan orang yang bisa memahami diriku ini.
Bayangan senyumanmu menjadi penghalang bagiku tuk mendekati
salah satu gadis di kampus ku. Senyumanmu mengisyaratkan ku bawah dirimu selalu
ada di sampingku, selalu mengawasiku.
Di setiap diriku pengen mendekati gadis yang saat ini ku
sukai, bayanganmu selalu hadir dalam otak dan hatiku membuatku selalu
mengurungkan niatku tuk mendekati dirinya. Dia telah mencuri sebagian hati ini,
hati yang awal sepenuhnya hanya untuk dirimu sekarang berkurang karena di curi
oleh dia.
Malam minggu yang indah, akan tetapi tak seindah dengan
hatiku ini. Malam minggu yang cerah tapi tak secerah hati ini. Kenapa ku
terjebak dalam dua pilihan yang sungguh sulit bagiku tuk keluar. Dari sisi lain
napsuku untuk mencari penggantinya sungguh mengebuh, tapi disisi lain
kesabaranku tuk selalu bercumbuh dalam mimpi, merajut kisah kasih kita dalam
khayal, masih sangatlah kuat. Apa aku harus hidup dengan cinta palsu.? Cinta
yang sekarangpun sudah tidak berada di dunia ini, cinta yang di halangi dengan
batu nisan.? Oh Tuhan, pilihan yang sangat sulit bagiku, Akan tetapiku tetap
percaya “Rencanamu Pasti Indah Pada Waktunya”.
0 komentar :
Posting Komentar