Sabtu, 23 Maret 2013

Manusia & Kebudayaan Serta Bagan Psiko Sosiogram



Manusia & Kebudayaan

Bicara kebudayaan sama artinya kita bicara peradaban, kebiasaan, atau adat. Karena kebudayaan artinya peradaban, kebiasaan,adat. Manusia dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan, karena kebudayaan itu ada karena adanya manusia yang bersikap sama dari hari kehari atau berkebiasaan sama dari hari kehari.
Mengapa saya katakan tadi diatas, kalau “manusia dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan” –Jawabnya… Karena manusia adalah makhluk sosial yang biasanya hidup secara berkelompok, dari cara hidup umat manusia yang terbiasa hidup berkelompok inilah yang menyebabkan timbulnya peradaban, dan dari peradaban inilah yang menyebabkan timbulnya hukum adat, atau upacara-upacara adat yang dikhususkan bagi kelompok-kelompok tertentu. 

Tetapi kalau bicara kebudayaan, tidak selamanya kebudayaan itu bersifat kuno atau masalah lalu, zaman ini telah muncul kebudayaan-kebudayaan modern. Kebudayaan-kebudayaan modern ini muncul dikalangan anak-anak remaja. Kebudayaan-kebuyaan modern ini bisa kita lihat pada anak-anak remaja ibukota, dan bahkan kebuayaan-kebudayaan ini telah menjamur ke anak-anak remaja daerah. Contoh kebudayaan modern adalah clubing malam hari, party dan paling nampak adalah Malam mingguan anak remaja.  Tapi perlu kita ketahui tanpa ada kebudayaan masa lalu, takkan ada kebudayaan modern.

Berikut ini ada beberapa pengertian atau definisi dari konsep kebudayaan menurut para ahli :

James P. Spradley mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem ide atau gagasan. Sistem itu berfungsi sebagai pedoman dan penuntun masyarakat untuk bersikap dan berperilaku.

Linton berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat tertentu.

Herskovits mengemukakan kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.

Koentjaraningrat mengatakan bahwa menurut ilmu antropologi “Kebudayaan” adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri sendiri dengan belajar.

Menurut saya, tanpa ada kebudayaan bangsa ini takkan ada identitas. Karena kebudayaan adalah identitas milik bangsa.



Bagan Psiko sosiogram

Adapun kontras kolektivisme individualisme Timur-Barat nerupakan kontras mengenai orientasi nilai budaya manusia dan dapat dikaitkan dengan konsep tentang Kepribadian Timur-Barat yang pernah dikembangkan sarjana Amerika keturunan Cina, Francis L.K. Hsu, yang mengkombinasikan dalam dirinya suatu keahlian dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat serta kesusasteraan Cina Klasik. Dalam sebuah karangannya berjudul Psychological Homeostasis and Jen, yang dimuat dalam majalah American Anthropologist jilid 73, tahun 1971 (hal. 2344), Hsu telah menyatakan pendapatnya bahwa ilmu psikologi yang dikembangkan didalam masyarakat negara-negara Eropa Barat, dimana konsep individu memang mengambil tempat yang sangat penting, biasanya menganalisa jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai suatu kesatuan analisa tersendiri.

Dengan demikian untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu. Hanya sebagai suatu objek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya.



                                        

Lingkaran no. 7 dan 6 adalah daerah dalam jiwa individu yang oleh para ahli psikologi disebut daerah “tak sadar” dan “sub-sadar”. Kedua lingkaran itu berada didaerah pedalaman dari alam jiwa individu, dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yan telah terdesak kedalam sehingga tak disadari oleh individu bersangkutan.

Kemudian ada lingkaran no. 5 yang disebut oleh Hsu “kesadaran yang tak dinyatakan” (unexpressed consciousness). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari penuh oleh individu bersangkutan, tetapi yang disimpan saja olehnya dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakannya kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Ini disebabkan karena ada kemungkinan bahwa : ia takut, ia malu, ia bersalah atau ia tidak dapat menemukan kata-kata atau perumusan yan cocok untuk menyatakan gagasan yang bersanggkutan tadi kepada sesamanya.

Lingkaran nomor 5 inilah menjadi jawaban buat teman-teman yang mungkin dalam hati kalian bertanya-tanya “mengapa saya tak pernah ikut presentasi di kelasa pada saat kuliah berlangsung” –Jawabannya karena saya takut salah, dan ketika salah saya merasa malu, dan saya sulit untuk merumuskan gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran saya kedalam bentuk kata-kata yang mudah dipahami oleh kawan-kawan sekalian.

Selanjutnya ada lingkaran no. 4 yang oleh Hsu disebut “kesadaran yan dinyatakan” (expressed conscious). Lingkaran ini dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesamanya, yang dengan mudah dapat diterima dan dijawab pula oleh sesamanya.

Lingkaran no. 3 yang oleh Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” (intimate cosiety) mengandung konsepsi-konsepsi tentang orang-orang, binatang, atau benda-benda yang oleh individu diajak bergaul mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan serta masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

Sikap manusia terhadap orang, binatang, atau benda-benda terdapat dalam lingkaran no. 2 yang dapat kita sebut “lingkungan hubungan berguna” tidak lagi ditandai oleh sikap sayang mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang, atau benda-benda itu bagi dirinya. 

Lingkaran no. 1 yang dapat disebut “lingkaran huhungan jauh” terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dana dan yang ada dalam kebduayaan dan masyarakatnya sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupannya sehari-hari.

Daerah no. 0, yang disebut “lingkaran dunia luar” terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran-pikiran yang terletak dalam lingkaran nomor 1, hanya saja bedanya antara yang pertama dan yang kedua ialah bahwa yang pertama terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yan terletak diluar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

0 komentar :