Manusia
& Kebudayaan
Bicara
kebudayaan sama artinya kita bicara peradaban,
kebiasaan, atau adat. Karena
kebudayaan artinya peradaban,
kebiasaan,adat. Manusia dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan, karena
kebudayaan itu ada karena adanya manusia yang bersikap sama dari hari kehari
atau berkebiasaan sama dari hari kehari.
Mengapa saya
katakan tadi diatas, kalau “manusia dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan” –Jawabnya…
Karena manusia adalah makhluk sosial yang biasanya hidup secara berkelompok,
dari cara hidup umat manusia yang terbiasa hidup berkelompok inilah yang
menyebabkan timbulnya peradaban, dan
dari peradaban inilah yang menyebabkan timbulnya hukum adat, atau upacara-upacara
adat yang dikhususkan bagi kelompok-kelompok tertentu.
Tetapi kalau
bicara kebudayaan, tidak selamanya kebudayaan itu bersifat kuno atau masalah
lalu, zaman ini telah muncul kebudayaan-kebudayaan modern.
Kebudayaan-kebudayaan modern ini muncul dikalangan anak-anak remaja. Kebudayaan-kebuyaan
modern ini bisa kita lihat pada anak-anak remaja ibukota, dan bahkan
kebuayaan-kebudayaan ini telah menjamur ke anak-anak remaja daerah. Contoh kebudayaan
modern adalah clubing malam hari, party dan paling nampak adalah Malam mingguan
anak remaja. Tapi perlu kita ketahui tanpa
ada kebudayaan masa lalu, takkan ada kebudayaan modern.
Berikut ini
ada beberapa pengertian atau definisi dari konsep kebudayaan menurut para ahli
:
James P. Spradley mendefinisikan kebudayaan sebagai
sistem ide atau gagasan. Sistem itu berfungsi sebagai pedoman dan penuntun
masyarakat untuk bersikap dan berperilaku.
Linton berpendapat bahwa kebudayaan
merupakan keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dimiliki dan
diwariskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Herskovits mengemukakan kebudayaan adalah bagian
dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa menurut ilmu
antropologi “Kebudayaan” adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
sendiri dengan belajar.
Menurut saya, tanpa ada kebudayaan bangsa ini
takkan ada identitas. Karena kebudayaan adalah identitas milik bangsa.
Bagan
Psiko sosiogram
Adapun
kontras kolektivisme individualisme Timur-Barat nerupakan kontras mengenai
orientasi nilai budaya manusia dan dapat dikaitkan dengan konsep tentang
Kepribadian Timur-Barat yang pernah dikembangkan sarjana Amerika keturunan
Cina, Francis L.K. Hsu, yang mengkombinasikan dalam dirinya
suatu keahlian dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat serta
kesusasteraan Cina Klasik. Dalam sebuah karangannya berjudul Psychological Homeostasis and Jen,
yang dimuat dalam majalah American Anthropologist jilid 73, tahun 1971
(hal. 2344), Hsu telah
menyatakan pendapatnya bahwa ilmu psikologi yang dikembangkan didalam
masyarakat negara-negara Eropa Barat, dimana konsep individu memang mengambil
tempat yang sangat penting, biasanya menganalisa jiwa manusia dengan terlampau
banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai suatu kesatuan analisa
tersendiri.
Dengan demikian untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa
manusia itu. Hanya sebagai suatu objek yang terkandung dalam batas individu
yang terisolasi, maka Hsu telah
mengembangkan suatu konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial
budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti
lingkaran-lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya.
Lingkaran no. 7 dan 6 adalah daerah dalam jiwa individu
yang oleh para ahli psikologi disebut daerah “tak sadar” dan “sub-sadar”. Kedua
lingkaran itu berada didaerah pedalaman dari alam jiwa individu, dan terdiri
dari bahan pikiran dan gagasan yan telah terdesak kedalam sehingga tak disadari
oleh individu bersangkutan.
Kemudian ada lingkaran no. 5 yang disebut
oleh Hsu “kesadaran yang tak dinyatakan” (unexpressed
consciousness). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan
yang disadari penuh oleh individu bersangkutan, tetapi yang disimpan saja
olehnya dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakannya kepada siapapun juga
dalam lingkungannya. Ini disebabkan karena ada kemungkinan bahwa : ia takut, ia
malu, ia bersalah atau ia tidak dapat menemukan kata-kata atau perumusan yan
cocok untuk menyatakan gagasan yang bersanggkutan tadi kepada sesamanya.
Lingkaran nomor 5
inilah menjadi jawaban buat teman-teman yang mungkin dalam hati kalian
bertanya-tanya “mengapa saya tak pernah ikut presentasi di kelasa pada saat
kuliah berlangsung” –Jawabannya karena saya takut salah, dan ketika salah saya
merasa malu, dan saya sulit untuk merumuskan gagasan-gagasan yang ada dalam
pikiran saya kedalam bentuk kata-kata yang mudah dipahami oleh kawan-kawan
sekalian.
Selanjutnya ada lingkaran no. 4 yang oleh Hsu disebut “kesadaran yan dinyatakan” (expressed conscious). Lingkaran ini dalam
alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan
perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada
sesamanya, yang dengan mudah dapat diterima dan dijawab pula oleh sesamanya.
Lingkaran no. 3 yang oleh Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” (intimate cosiety) mengandung konsepsi-konsepsi tentang
orang-orang, binatang, atau benda-benda yang oleh individu diajak bergaul mesra
dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan
isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan
serta masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Sikap manusia terhadap orang, binatang, atau benda-benda terdapat
dalam lingkaran no. 2 yang dapat kita sebut “lingkungan hubungan berguna” tidak lagi
ditandai oleh sikap sayang mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan
dari orang, binatang, atau benda-benda itu bagi dirinya.
Lingkaran no. 1 yang dapat disebut “lingkaran huhungan jauh” terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam
jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dana dan
yang ada dalam kebduayaan dan masyarakatnya sendiri, tetapi yang jarang sekali
mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupannya sehari-hari.
Daerah no. 0, yang disebut “lingkaran dunia luar” terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran-pikiran yang terletak dalam lingkaran
nomor 1, hanya saja bedanya antara yang pertama dan yang kedua
ialah bahwa yang pertama terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan
tentang orang dan hal yan terletak diluar masyarakat dan negara Indonesia, dan
ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
0 komentar :
Posting Komentar