Senin, 24 Juni 2013

Pagi Yang Indah


Pagi yang indah ini udara hilir mudik menyentuh tubuh. Matahari mulai mempersiapkan panasnya tuk menyinari hari ini. Pagi ini mata mulai mencari hal indah duniawi, jalan-jalan pagi menjadi pilihan utama tuk pagi ini. Tanpa sadar ku mengikuti keinginan hati, berjalan dan terus berjalan menikmati pagi, menikmati suasana yang telah diciptakan oleh Ilahi Robbi.

Alangkah terkejutnya aku ketika menyadari langkah kakiku mengarah kesebuah rumah yang tak asing bagiku. Rumah itu adalah rumah dari sahabat kecilku, sahabat yang menjadi Cin-Mat (Cinta Mati). Secepatnya ku ubah langkah kaki ku menuju tempat lain…. Tiba-tiba Sreeeekkkkk “Terdengar suara pintu gerbang digeser”. Aku mencoba berbalik arah tapi nggak kuat jika itu memang dia.

Akhirnya aku berjalan terus kedepan dengan langkah yang sangat-sangat pelan, berharap dia bisa mengejar dan ku bisa mengetahui siapakah gerangan yang keluar dari rumahnya… dia kah.??  Atau siapa.??
Dan alangkah terkejutnya… “Rizal…” Panggilnya… Aku bisa menebak dan pasti tebakan ku nggak akan meleset, soalnya aku mengetahui betul suara sang pemilik hatiku sejak kecil.

Aku berbalik badan secara perlahan-lahan, dan Jengjreeengggg… Benar tebakan ku....
“Febby” Sapa balik ku… Jantung berdegup kencang, dalam dada ada rasa benjolan yang menyumbat tenggorokan.
“Kapan Balik, zal.???” Tanya Febby dengan suara serak entah karena factor pagi hari mungkin.
“Udah seminggu lebih, feb.” Jawabku sambil mencoba menyadarkanku dari semua mimpi yang kemungkinan bisa terjadi.
“Emang udah libur.?” Tanya Febby lagi…
“Belum sih, tapi hanya pengen membersihkan pikiran saja dari semua aktifitas di Kampus”. Jawabku dengan suasana yang mulai mencair dari kebekuan sekian menit.
“Terus kamu lulus.?” Giliran aku yang bertanya. “Alhamdulillah, lulus”. Jawab Febby singkat. “Sekarang lagi disibukkan dengan apa.?” Tanya ku mencoba masuk lebih jauh lagi. “Aku lagi sibuk dengan daftar kuliah”. Jawab Febby.

Aku menatapnya dan betapa aku ketika matanya menatapku balik, sinar matanya yang masih sama seperti dahulu. Tak ada yang berubah dari wanita ini, 2 tahun sudah ku tak bertemu dengannya tapi tatapannya masih sama seperti 2 tahun lalu. Pipi apel, julukan buat dia yang aku berikan, karena pipinya kayak apel “Tembem”… bikin gemes orang ketika melihatnya.

“Kamu mau kemana, pipi apel.???” Aku bertanya dengan sedikit tertawa karena aku bisa menebak reaksinya ketika aku panggil pipi apel. “Aku mau ke Pasar, sambil menghirup udah pagi…udah akh jangan panggil pipi apel lagi”. Jawabnya ketus... “Lah, kenapa emang..?? wajahmu mirip apel tembem dan bikin aku gemes untuk mencubitnya”. Candaku….

Tiba-tiba aku terkejut ketika melihat banyak angkot yang hilir mudik… ternyata aku sudah di jalan raya. Febby langsung berpamitan dan langsung naik angkot.

Alangkah senangnya hari ini, aku bisa melihatnya lagi.  Sinar matanya tajam menusuk hati, membuat rasa yang duhulu hadir lagi dalam hati. Membuat kenangan masa kecil terukir dalam mimpi pikiran dan hati. Membuatku bisa bermimpi lagi. Pagi ini menjadi saksi hatiku yang mulai bersinar lagi, mulai bisa menatap dunia dengan cinta lagi.

Aku mencoba mengulang lagi kata-kata yang terucap dari mulutnya “kamu udah pulang yah. Emang libur.?” Dalam pemikiranku berarti dia update terus tentang kehidupanku, tentang pendidikanku, dan tentang tempatku sekarang.

Biarkanlah rasa cinta ini memotivasiku… aku tak mau lagi down hanya karena cinta. Biarkan cinta ini hidup, dan biarkanlah hati selaku tempat bersemayamnya cinta, memproses cinta itu menjadi tenaga tuk bisa menjadi lebih baik lagi demi cinta.








-Pagi yang Indah-

0 komentar :