Senin, 10 Juni 2013

Manado


Hari pertama di Kota Manado.
Nggak banyak hal yang berubah semenjak gue tinggalkan nih kota setahun yang lalu. Banyak bangunan-bangunan baru yang terlihat oleh mata ini setelah menginjak kota ini dari semalam.

Kota Manado yang terkenal dengan wanitanya. Kota Manado yang terkenal dengan ribuan paha, malah ada teman gue yang berargument “Jika mau lihat paha gratis datanglah ke kota Manado, Paha ayam lebih mahal ketimbang paha Wanita”. Tapi emang faktanya kayak gitu, gue nggak bisa mengelak dari kanyataan seperti itu.

Jakarta memang banyak juga kayak gitu pamer paha, tapi kadang mereka pamer pahanya jika di dalam rumah. Nah…. Manado mau beli makanan atau minuman diwarung yang jarak warungnya dari rumah kira-kira 100M pasti pake celana pendek dan pendeknya minta ampun, ada yg sejengkal, ada yang 5 jari kebawa, dan bahkan sudah nggak bisa di bilang celak pendek lagi, tapi di bilang kancut.

Gue masih mengingat kata teman orang Manado saat gue coba tegur dia, Katanya “Paha kami (Kaum wanita) itu adalah aset kami, makanya kami pamer”. Begitu meris mendengar jawabanya, jawaban singkat tapi lumayan menyayat hati. Apa ini faktor dari politik yang di anut Indonesia saat ini.?? Demokrasi (Bebas), makanya wanita salah mengartikannya…terkhusus di wilayah Manado. Bebas…dalam arti bebas berpakaian –“menurut wanita”.

Ini gue dapat dari beberapa sumber yang mengatakan “waktu zaman pak Harto mantan presiden kemarin, yang pada saat itu politik yang di anut Indonesia bukanlah demokrasi…tapi waktu itu nggak ada wanita yang pamer paha”. Jika di fikir-fikir ada benarnya juga.

Makanya wanita-wanita… please jangan salahkan kami (Kaum Pria) jika ada banyak tindakan pemerkosaan atau tindakan apapun yang merugikan kalian (Kaum Wanita). Kesalahan yang ada bukan hanya dari kami (Kaum Pria) yang tak bisa menahan Nafsu bejat kami, tapi itu semua dari kalian (kaum wanita) yang memancing kami (Kaum Pria) untuk keluar dari tempat persembunyian. Hahahah. Ikan di mana yang tak mau makan umpan, walau daging itu terkait di atas mata kail.

0 komentar :