Senin, 11 Februari 2013

Sekat dalam kehidupan


Pada suatu hari hiduplah seorang Pria yang bertekat untuk melakukan perantauan keluar dari daerah asalnya. Dalam perantauan banyak hal yang dia temukan, dia menemukan cinta, bisa merasakan cinta, bisa merasakan apa arti pengorbanan, mendapatkan teman, bisa tau mana teman yang cocok dijadikan sahabat dan mana yang nggak cocok dijadikan sahabat.

Banyak hal dimuka bumi ini nggak seindah dengan apa yang dia pikirkan. Dengan perantauan si pria ini bisa menghargai uang, bisa menghargai kerja keras apapun yang bisa menghasilkan uang.

Nama pria ini sebut saja Rizal. Kerja apapun dia bakalan siap untuk melaksanakannya hanya demi sesuap nasi, jual diripun kayaknya dia bisa lakukan yang penting bisa makan.

Yah… Beginilah hidup,,,, nggak selamanya kita diatas, dan nggak selamanya kita dibawah. Mungkin argument ini yang mendasari para korupsi, Kenapa.? –Jawabannya “Karena disaat kampanye disitu para calon pejabat berada di posisi bawah, sementara setelah duduk jadi pemimpin mereka berada diposisi atas… nah posisi itulah yg digunakan para pejabat untuk menyembunyikan selembar demi selembar uang”.
Si pria ini terus memutar otaknya untuk bisa lebih lama dalam perantauan. Memang benar si pria ini masih mendapatkan uang kiriman dari orang tuanya, tapi uang itu tidak cukup untuk membiayai hidupnya selama dalam perantauan.

Pernah suatu saat pria ini tergoda untuk menjual tubuhnya buat “Tante Girang”, tapi syukur Alhamdulillah niat si pria ini diurungkan lagi. “sungguh sakit jika kita terhempas keluar dari jalur kehidupan”.
Timbul satu argument didalam hati pria :

hidup ini sudah diberi sekat atau dinding pemisa
yang di beri lebel dan merek yang berbeda
disaat lebel itu dicabut dia bukalan lah siapa-siapa
apa ini yang disebut dengan kehidupan.?

0 komentar :