Selasa, 19 Februari 2013

Peranan Psikologi Pendidikan Pada Anak Usia Dini


BAGAIMANA PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI



MAKALAH INI SAYA BUAT
BERDASARKAN TUGAS YANG DI BERIKAN DOSEN KEPADA SAYA

OLEH :

RIZAL GELU
JURUSAN SYSTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2012






BAB I
PENDAHULUAN

A.            LATAR BELAKANG
                 Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia di lahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan (Pra-natal). Pastinya, proses pendidikan akan terus dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia setiap waktu.
                 Masa usia dini (2 – 5 tahun) adalah salah satu fase pendidikan yang di jalani oleh manusia. Masa ini merupakan masa pendidikan yang lebih terfokus pada psikomotor anak serta penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik.
                 Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, memberikan kontribusi penting pada proses pendidikan anak usia dini. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, system pembelajaran dan system penilaian.

B.          RUMUSUAN MASALAH
                 Banyak masalah yang dapat diangkat mengenai psikologi pendidikan dalam hal pendidikan anak usia dini. Pada makalah ini penulis akan mengangkat masalah “Bagaimana peranan psikologi pendidikan pada pendidikan anak usia dini”.
                 Beberapa pertanyaan seputar masalah yang akan penulis bahas yaitu :
1.              Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan.?
2               Apa yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini.?
3.              Bagaimana Peranan psikologi pendidikan pada usia anak usia dini.?







BAB II
PEMBAHASAN

A.         PSIKOLOGI PENDIDIKAN

                 Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno (Psyche = jiwa), dan (Logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental. Psikologi tidak memperlajari jiwa atau mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
                 Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda yang lahir sekitar akhir tahun 1800an. Tetapi, orang disepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descrates (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas diantaranya Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume telah banyak memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
                 Wilayah Aplikasi psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. Walaupun demikian, belum terbiasnya orang-orang Indonesia dengan speseialisasi membuat wilayah aplikasi ini rancu atau kacau. Misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

1               Psikologi Pendidikan
                 Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

2.              Psikologi Sekolah
                 Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

3.              Psikologi Industri dan Organisasi
                 Psikologi Industri memfokuskan pada pengembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya.

4.              Psikologi Kerekayasaan
                 Penerapan Psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan menusia ketika berhubungan dengan mesin (Human Error).

5.              Psikologi Klinis
                 Psikologi Klinis adalah psikologi yang mempelajari bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologi individu ke ambang normal.
                 Dalam Undang-Undang NKRI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa :
                 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembangunan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara”.
                 Berkaitan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut maka pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan peserta didiknya.
                 Standar nasional pendidikan No.19 Tahun 2005 menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, insporatif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
                 Dalam hal ini, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga terselengarakan proses pendidikan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk terus berpartisipasi aktif, serta member ruang yang cukup bagi prakarsa kreatif, dan kemandirian susai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikoligis perserta didik.


B.             PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

                 Sekarang ini memang sedang ada kecenderungan anak “masuk” sekolah sedini mungkin terutama dikota-kota besar. Bahkan sebelum berusia 2 tahun pun sudah bisa diterima disuatu sekolah. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja diluar rumah, sehingga anak tidak mendapatkan pengasuhan atau stimulasi yang optimal. Kalau kita mempunyai kesempatan mengasuh anak sendiri dirumah, kita juga bisa melakukan bimbingan agar anak kelak tidak pemalu tetapi percaya diri, cerdas, dan mudah menyesuaikan diri. Jadi biasakan anak bertemu bermain dengan anak lain yang sebaya, serta beri kesempatan ia pergi dengan orang dewasa lain yang dapat dipercaya selain orang tuanya sendiri. Umumnya usia yang baik untuk anak memulai sekolah TK pada usia 4-5 tahun. Sambil menanti usia ini ada baiknya anda dan anggota keluarga lainnya bisa mengoptimalkan perkembangan anak dirumah.
                 Menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan untuk anak-anak usia dini memunculkan berbagai akibat, baik positif maupun negatif. Belajar pada pertanyaan di atas memang kurang tepat apabila anak-anak usia dini “dipaksa” untuk mengikuti proses pendidikan diluar lingkungan keluarganya. Apalagi dengan banyaknya kekurangan pahaman lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini terhadap psikologi perkembangan anak yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.
                 Kurangnya pemahaman terhadap metode pembelajaran mungkin disebabkan kebingungan para tenaga pendidik. Dalam mengajar mereka hanya berorientasi pada faktor pemikiran. Padahal dalam pendidikan anak usia dini, faktor emosi juga menjadi hal yang tak kalah pentingnya.
                 Keberhasilan pembelajaran sangatlah di pengaruhi oleh faktor itu. Dalam suasana emosi yang gembira, mereka menjadi mudah menangkap maksud yang disampaikan. Oleh karena itu pembelajaran yang diterapkan menggunakan metode belajar sambil bermain.
                 Dalam PAUD, anak-anak tidak diwajibkan bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Tapi seringkali dalam seleksi masuk SD, siswa diharuskan menguasai calistung. Kemampuan anak dalam calistung menjadi kewajiban para guru SD.
                 Menurut staf pengajar fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr Soemiarti Patmonodewo, tidak menjadi masalah jika calistung diajarkan di lembaga PAUD. Asalkan, penyampaiannya dilakukan dengancara yang tepat. “Kesalahan dalam penyampaian justru akan membuat anak stress”, Ujarnya. Pemberian perintah secara langsung, kata dia, sebaiknya dihindari. Sebab bisa membuat anak tertekan. “kondisi itu membuat tujuan dari pembelajaran akan susah tercapai.
                 Dapat disimpulkan bahawa pendidikan anak usia dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan bagi anak-anak balita guna membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku. Alangkah baiknya PAUD dapat diselenggarakan dilingkungan rumah bersama keluarga, sehingga tetap memperhatikan perkembangan peserta didik secara komprehensif, walau sangat penting juga bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.






C.             PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

                 Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari system pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing-masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.

                 Disamping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirikan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo, 2002) mengetengakan tiga belas prinsip dalam belajar yakini :
1.              Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan.
2.              Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya, dan
                 bukan karena paksaan oleh orang lain.
3.              Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha
                 dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4.              Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5.              Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6.              Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7.              Seseorang belajar sebagi keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun
                 termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8.              Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9.              Untuk belajar diperlukan kemauan. Apa yang dipelajari harus benar-benar
                 dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10.            Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar
                 tujuan-tujuan lain.
11.            Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu member sukses yang menyenangkan.
12.            Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13.            Belajar hanya mungkin kalau ada kemuauan dan hasrat untuk belajar.

                

                 Fase perkembangan psikologi, menurut Hurlock (1980) yang member istilah “strages in the life span” (tingkatan-tingkatan dalam rentang waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan individu, diantaranya ialah fase anak-anak yang cirri-cirinya sebagai berikut :

1.              Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain seperti lompat jauh,
                 lompat tinggi dan sebagainya.
2.              Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu
                 yang sedang berkembang.
3.              Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku
                 dimasyarakat.
4.              Belajar memainkan peran.
5.              Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
6.              Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
7.              Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya
                 sendiri.
                
                 Psikologi pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan PAUD, baik itu dilingkungan rumah maupun di lembaga-lembaga penyelenggaraan PAUD. Dengan psikologi pendidikan, kita dapat merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia dini. Kita juga dapat menentukan materi, metode, pendekatan, kurikulum, serta system penilaian yang tepat untuk pesarta didik.





BAB III
KESIMPULAN

                 Dari pembahasan diatas, dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.              Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana
                 manusia belajar guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan
                 standar nasional pendidikan sehingga terselenggara proses pendidikan yang
                 interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi perserta didik untuk
                 berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
                 dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
                 psikologi peserta didik.
2.              Pendidikan anak usia dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan bagi
                 anak-anak balita guna membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku.
                 Dan alangkah baiknya diselenggarakan dirumah bersama keluarha, sehingga tetap
                 memperhatikan perkembangan peserta didik secara komprehensif, walaupun sangat
                 penting juga bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.
3.              Psikologi pendidikan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam penyelengaraan
                 pendidikan, khususnya bagi anak usia dini, karena dengan psikologi pendidikan, kita
                 dapat merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam
                 menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia dini.




Saya yakin dalam artikel saya ini masih banyak kekurangan atau kesalahan, Sudilah untuk memberikan kritik atau sekedar masukan untuk bisa memperbaiki atau menambah isi dari artikel ini. Maklum saja saya bukan jurusan psikologi, tapi saya senang mempelajari psikologi.

Semoga artikel ini bisa membantu kita semua khususnya anda yang sedang mendapat tugas untuk mencari artikel "psikologi pendidikan". 

Trimah kasih -Wasalam'mualaikum Warahmatullahi Wabarakatu-

0 komentar :