BAGAIMANA PERANAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MAKALAH INI SAYA BUAT
BERDASARKAN TUGAS YANG DI BERIKAN
DOSEN KEPADA SAYA
OLEH :
RIZAL GELU
JURUSAN SYSTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2012
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan
merupakan proses tiada henti sejak manusia di lahirkan hingga akhir hayat.
Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak manusia
masih berada dalam kandungan (Pra-natal). Pastinya, proses pendidikan akan
terus dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia setiap waktu.
Masa
usia dini (2 – 5 tahun) adalah salah satu fase pendidikan yang di jalani oleh
manusia. Masa ini merupakan masa pendidikan yang lebih terfokus pada psikomotor
anak serta penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik.
Psikologi
pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, memberikan kontribusi
penting pada proses pendidikan anak usia dini. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan
dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi
yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum,
system pembelajaran dan system penilaian.
B. RUMUSUAN MASALAH
Banyak
masalah yang dapat diangkat mengenai psikologi pendidikan dalam hal pendidikan
anak usia dini. Pada makalah ini penulis akan mengangkat masalah “Bagaimana
peranan psikologi pendidikan pada pendidikan anak usia dini”.
Beberapa
pertanyaan seputar masalah yang akan penulis bahas yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan psikologi pendidikan.?
2 Apa
yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini.?
3. Bagaimana
Peranan psikologi pendidikan pada usia anak usia dini.?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi
berasal dari bahasa Yunani Kuno (Psyche = jiwa), dan (Logos = kata) dalam arti
bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental.
Psikologi tidak memperlajari jiwa atau mental itu secara langsung karena
sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi
dari jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau
kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Psikologi
adalah ilmu yang tergolong muda yang lahir sekitar akhir tahun 1800an. Tetapi,
orang disepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf
yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine dianggap tokoh
besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan
keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descrates (1596-1650) mengajukan
teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya.
Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain
dalam abad tujuh belas dan delapan belas diantaranya Leibnits, Hobbes, Locke,
Kant, dan Hume telah banyak memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada
waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
Wilayah
Aplikasi psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat
diterapkan. Walaupun demikian, belum terbiasnya orang-orang Indonesia dengan
speseialisasi membuat wilayah aplikasi ini rancu atau kacau. Misalnya, seorang
ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau
sebaliknya.
1 Psikologi Pendidikan
Psikologi
pendidikan adalah perkembangan dari psikologi sosial, sehingga hampir sebagian
besar teori-teori dalam psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting
pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan
organisasi sekolah.
2. Psikologi Sekolah
Psikologi
sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung anak didik dalam
mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
3. Psikologi Industri
dan Organisasi
Psikologi Industri memfokuskan pada
pengembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang
dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana
suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya.
4. Psikologi
Kerekayasaan
Penerapan Psikologi yang berkaitan
dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan
menusia ketika berhubungan dengan mesin (Human Error).
5. Psikologi Klinis
Psikologi Klinis adalah psikologi
yang mempelajari bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami,
mencegah dan memulihkan keadaan psikologi individu ke ambang normal.
Dalam
Undang-Undang NKRI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa :
“Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembangunan agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan
negara”.
Berkaitan
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut maka pendidik mempunyai
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan peserta didiknya.
Standar
nasional pendidikan No.19 Tahun 2005 menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, insporatif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Dalam
hal ini, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mempelajari
bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah
pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah guna mencapai
tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan standar nasional pendidikan
sehingga terselengarakan proses pendidikan yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk terus berpartisipasi
aktif, serta member ruang yang cukup bagi prakarsa kreatif, dan kemandirian
susai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikoligis perserta
didik.
B. PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
Sekarang
ini memang sedang ada kecenderungan anak “masuk” sekolah sedini mungkin
terutama dikota-kota besar. Bahkan sebelum berusia 2 tahun pun sudah bisa
diterima disuatu sekolah. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja diluar
rumah, sehingga anak tidak mendapatkan pengasuhan atau stimulasi yang optimal.
Kalau kita mempunyai kesempatan mengasuh anak sendiri dirumah, kita juga bisa
melakukan bimbingan agar anak kelak tidak pemalu tetapi percaya diri, cerdas,
dan mudah menyesuaikan diri. Jadi biasakan anak bertemu bermain dengan anak
lain yang sebaya, serta beri kesempatan ia pergi dengan orang dewasa lain yang
dapat dipercaya selain orang tuanya sendiri. Umumnya usia yang baik untuk anak
memulai sekolah TK pada usia 4-5 tahun. Sambil menanti usia ini ada baiknya
anda dan anggota keluarga lainnya bisa mengoptimalkan perkembangan anak
dirumah.
Menjamurnya
lembaga-lembaga pendidikan untuk anak-anak usia dini memunculkan berbagai
akibat, baik positif maupun negatif. Belajar pada pertanyaan di atas memang
kurang tepat apabila anak-anak usia dini “dipaksa” untuk mengikuti proses
pendidikan diluar lingkungan keluarganya. Apalagi dengan banyaknya kekurangan
pahaman lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini terhadap
psikologi perkembangan anak yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang
diterapkan.
Kurangnya
pemahaman terhadap metode pembelajaran mungkin disebabkan kebingungan para
tenaga pendidik. Dalam mengajar mereka hanya berorientasi pada faktor
pemikiran. Padahal dalam pendidikan anak usia dini, faktor emosi juga menjadi
hal yang tak kalah pentingnya.
Keberhasilan
pembelajaran sangatlah di pengaruhi oleh faktor itu. Dalam suasana emosi yang
gembira, mereka menjadi mudah menangkap maksud yang disampaikan. Oleh karena
itu pembelajaran yang diterapkan menggunakan metode belajar sambil bermain.
Dalam
PAUD, anak-anak tidak diwajibkan bisa membaca, menulis, dan berhitung
(Calistung). Tapi seringkali dalam seleksi masuk SD, siswa diharuskan menguasai
calistung. Kemampuan anak dalam calistung menjadi kewajiban para guru SD.
Menurut
staf pengajar fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr Soemiarti
Patmonodewo, tidak menjadi masalah jika calistung diajarkan di lembaga PAUD.
Asalkan, penyampaiannya dilakukan dengancara yang tepat. “Kesalahan dalam
penyampaian justru akan membuat anak stress”, Ujarnya. Pemberian perintah
secara langsung, kata dia, sebaiknya dihindari. Sebab bisa membuat anak
tertekan. “kondisi itu membuat tujuan dari pembelajaran akan susah tercapai.
Dapat
disimpulkan bahawa pendidikan anak usia dini ialah proses pendidikan yang
diselenggarakan bagi anak-anak balita guna membentuk mental, akhlak, dan
kepribadian, serta perilaku. Alangkah baiknya PAUD dapat diselenggarakan
dilingkungan rumah bersama keluarga, sehingga tetap memperhatikan perkembangan
peserta didik secara komprehensif, walau sangat penting juga bagi anak untuk
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
C. PERANAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Kajian
psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari system
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti :
teori classical conditioning,
connectionism, operant conditioning, gestalt, teori kognitif dan
teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai
kelemahan dari masing-masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori
tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Disamping
itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirikan pula sejumlah
prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,
2002) mengetengakan tiga belas prinsip dalam belajar yakini :
1. Agar
seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan.
2. Tujuan
itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya, dan
bukan
karena paksaan oleh orang lain.
3. Orang
itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha
dengan
tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar
itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain
tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6. Belajar
lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Seseorang
belajar sebagi keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun
termasuk
pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8. Seseorang
memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9. Untuk
belajar diperlukan kemauan. Apa yang dipelajari harus benar-benar
dipahami.
Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10. Disamping
mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar
tujuan-tujuan
lain.
11. Belajar
lebih berhasil, apabila usaha itu member sukses yang menyenangkan.
12. Ulangan
dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13. Belajar
hanya mungkin kalau ada kemuauan dan hasrat untuk belajar.
Fase
perkembangan psikologi, menurut Hurlock (1980) yang member istilah “strages in
the life span” (tingkatan-tingkatan dalam rentang waktu kehidupan) bagi seluruh
proses perkembangan individu, diantaranya ialah fase anak-anak yang
cirri-cirinya sebagai berikut :
1. Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain seperti lompat jauh,
lompat
tinggi dan sebagainya.
2. Membina
sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu
yang
sedang berkembang.
3. Belajar
bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku
dimasyarakat.
4. Belajar
memainkan peran.
5. Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
6. Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
7. Belajar
mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya
sendiri.
Psikologi
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan PAUD,
baik itu dilingkungan rumah maupun di lembaga-lembaga penyelenggaraan PAUD.
Dengan psikologi pendidikan, kita dapat merencanakan dan mengambil
langkah-langkah yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak
usia dini. Kita juga dapat menentukan materi, metode, pendekatan, kurikulum,
serta system penilaian yang tepat untuk pesarta didik.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas, dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Psikologi
pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana
manusia
belajar guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan
standar
nasional pendidikan sehingga terselenggara proses pendidikan yang
interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi perserta didik untuk
berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologi
peserta didik.
2. Pendidikan
anak usia dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan bagi
anak-anak
balita guna membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku.
Dan
alangkah baiknya diselenggarakan dirumah bersama keluarha, sehingga tetap
memperhatikan
perkembangan peserta didik secara komprehensif, walaupun sangat
penting
juga bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.
3. Psikologi
pendidikan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam penyelengaraan
pendidikan,
khususnya bagi anak usia dini, karena dengan psikologi pendidikan, kita
dapat
merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam
menyelenggarakan
pendidikan bagi anak-anak usia dini.
Saya yakin dalam artikel saya ini masih banyak kekurangan atau kesalahan, Sudilah untuk memberikan kritik atau sekedar masukan untuk bisa memperbaiki atau menambah isi dari artikel ini. Maklum saja saya bukan jurusan psikologi, tapi saya senang mempelajari psikologi.
Semoga artikel ini bisa membantu kita semua khususnya anda yang sedang mendapat tugas untuk mencari artikel "psikologi pendidikan".
Trimah kasih -Wasalam'mualaikum Warahmatullahi Wabarakatu-
0 komentar :
Posting Komentar