Jakarta… kota besar di Indonesia, bisa dibilang seluruh
rakyat Indonesia bercita-cita bisa mengunjunginya. Jakarta yang terus
dieluh-eluhkan oleh rakyat, yang katanya tempat berdiamnya pemimpin negara dan
Dewan Perwakilan Rakyat, serta tempat pacara pencari nafkah.
Bicara soal Jakarta tidak akan sempurna jika kita tidak
membahas masalah kehidupan kotanya. Jakarta ini bahkalan indah jika dilihat
pada malam hari. Hidup di Jakarta nggak semudah apa yang dipikiran kita… hidup
di Jakarta harus punya prinsip kuat, dan bahkan orang yang berprinsip kuat saya
sarankan untuk mencoba hidup di Jakarta dengan tanpa adanya harta atau bisa
dibilang hidup berkecukupan.
Walaupun orang yang berprinsip pasti akan tergiur ketika
perut sudah minta untuk diisi… orang dimana yang relah mati kelaparan ditengah
kota, orang dimana yang mau kehausan ditengah keramaian, orang dimana yang
relah hidup tanpa pergaulan. 3 aspek inilah yang bisa menguji sampai dimana
kekokohan prinsip yang kita pegang.
Saya sudah hampir setahun di Jakarta, hidup sebatang kara
bagaikan pohon ditengah samudra… terobang-ambing dibawah ombak, tak bisa
ditebak arahnya akan kemana… apakah akan membusuk ditengah lautan ataukan akan
terdampar kembali didaratan, tapi jika daratannya tidak dikenal buat apa harus
terdampar.? Inilah konsekuensi yang harus dihadapi oleh banyak orang termasuk
saya sendiri.
3 aspek yang saya sebutkan diatas akan terus mencoba
merobohkan pohon prinsip yang sudah kita pupuk dari sebelum kita berangkat ke
Jakarta, dan kebanyakan cobaan itu akan datang jika uang saku kita habis
sebelum bulan berakhir… cobaan itu bisanya berupah ajakan dari teman-teman,
lingkungan ataupun perut yang sudah merontah-rontah pengen makan… saya pernah
diajak teman untuk mencoba menjual obat-obatan, saya pernah diajak teman untuk
membantu kakaknya menjual wanita umur belasan tahun atau sekedar menemaninya
sampai dihotel dan menunggunya sampai selesai melayani si hidung belang.
Orang sederhana hidup di Jakarta… bisa hidup sih, tapi saya
berani taruhan nyawa… jika kalian bisa bertahan sejauh mana, tanpa berfikir
ajakan teman.
Saya punya cerita dan cerita ini beneran fakta yang saya
jumpai dilapangan :
Teman seorang wanita yang terlambat akan kiriman uang bulanannya sempai 2
minggu, dan wanita ini katakan saja winda telah terbelit hutang pada teman
kuliahnya yang dia pinjam 2 minggu lalu untuk membayar biaya kontrakan. Sampai
pada suatu hari si temannya menagi hutang pada winda, dan winda pada saat itu
nggak punya uang untuk makan saja susah… karena terdesak akan biaya hidup,
akhirnya dia menjual keperawanannya hanya dengan harga 5 jutah rupiah. Cerita
ini tidak mengadah-ngada winda ini adalah orang Manado, yang mencoba kuliah di
univ.Indonesia… karena berawal dari jual diri akhirnya dia merasa nikmat dan
gampang mencari uang tanpa mengharapkan lagi kiriman uang dari orang tuanya
dikampung halaman, dan sekarang dia juga menjadi wanita simpanan Om-om.
Inilah sedikit cerita dari 1001 cerita yang saya dapatkan
dikota Jakarta. Buat yang punya prinsip kuat, bisa mencobanya dikota Jakarta…
tapi ingat kalau kalian anak orang kaya, cobalah untuk menjadi sederhana di
Jakarta, niscaya kalian akan merasakan bagaimana susahnya hidup di Jakarta.