Kamis, 24 Oktober 2013

Sepertinya Aku Harus Melanggar Janji Ku


Jujur sebenarnya gue udah malas menulis kata-kata cinta lagi di blog gue, mungkin karena gue benci dengan cinta, atau mungkin cinta tak pernah nyata dalam pandangan mata gue sehingga gue membenci cinta. Tapi satu hal yang tak bisa gue pungkiri… Seberapa jauh kita lari dari cinta, maka semakin dekatlah kita dengannya.
Gue memutuskan untuk tidak berhubungan dengan cinta lagi sebelum gue lulus dan mendapatkan gelar S1, tapi kenyataan hati tak bisa diajak untuk kompromi dalam hal satu ini. Hati terus mendapatkan cara tuk bisa membuat akal berfikir tak rasional lagi, hati selalu bisa mendapatkan cara tuk membuat napsu bergairah dan bangkit lagi, hati selalu bisa membuat seluruh anggota badan lumpuh hanya dengan satu objek yaitu “Cinta”.
Atau mungkin bukan hati yang patut dipersalahkan.? Apa mungkin mata yang harus dipersalahkan.? Aku teringat kata-kata kakak sepupu ku “Mata adalah panglima hati”. Ya… gue pun bisa meng-iyakan kalimat kakak sepupu gue, karena menurut gue nggak ada kata indra yang bisa di tautkan dengan hati, hanya matalah yang bisa… oleh sebabnya ada istilah “Mata Hati”, dan selama ini gue nggak pernah dengan “Hidung hati”, “Mulut Hati”, “Telingah Hati”… kecuali “Hati Ampela” menu makanan gue saaat di warteg.
Ya… gue sadar dengan kata bijak yang pernah gue dengar beberapa tahun lalu “boleh saja membenci sesuatu, tapi jangan sebenar-benar benci… karena kamu pasti akan mencintai dan menyukainya, begitupun sebaliknya… jangan mencintai atau menyukai sesuatu dengan sebenar-benarnya suka/cinta… karena suatu saat kamu akan membencinya”.
Sebenarnya gue belum terlalu tau apa perasaan gue kepadanya. Tapi jika dilihat dari rasa yang gue rasakan, kayaknya bakalan sama dengan rasa yang pernah gue rasakan 1 tahun lalu dan beberapa tahun lalu saat gue jatuh cinta pada seorang wanita. Rasa yang sama tapi pada orang yang berbeda.

0 komentar :