Minggu, 14 April 2013

Senja

Aku suka sekali melihat langit sore hari, apalagi disaat mentari menjelang terbenam. Warna langitnya menjadi kemerah-merahan, dengan burung yang hilir mudik mencari tempat untuk istrahat pada malam. Aku senang sekali menghabiskan sore hari dengan jalan-jalan kecil, apalagi jika tempatku didaerah pedesaan pasti bakalan lebih seru lagi.
Tapi begitu kita melihat sesuatu, pasti ada saja yang membuat kita merasa tidak suka dengan hal itu. Mungkin karena kodrat, Tuhan telah menciptkan 2 hal yang berbeda dalam satu ungkapan atau tindakan, seperti ada pria pasti ada wanita, ada malam pasti ada siang, ada hidup pasti ada mati, ada gelap pasti ada terang, ada yang kita suka pasti ada yang kita tidak suka. Dan begitu juga yang aku rasakan, aku menyukai senja dan ada juga yang membuatku membenci senja ; Senja adalah akhir dari terang dan awal dari gelap, dan itu yang membuat aku takut.
Aku takut nggak bisa melihat senja lagi dibesok hari, aku takut akan gelap dimalam hari. Jarak pandang mata menjadi berkurang ditutup dengan sayap malam.
Senja ku hilang dibawah oleh waktu, senja ku hilang direnggut oleh takdir. Senja kapan kamu akan hadir dalam hari-hariku. Senja kapan aku bisa menikmati suasana kamu, kapan aku akan tertawa melihat indahnya cahayamu, kapan aku bisa melihat burung yang hilir mudik mencari tempat untuk berteduh.
Hari-hari bagaikan malam yang tidak berkesudahan, semenjak senja dalam kehidupanku pergi mengikuti senja sore hari. Hidupku terasa gelap tak berarti lagi, sunyi sepi menghantui.
Ku berharap bisa melihat senja lagi walau hanya dimimpi, bersamamu senja hidupku. Ku menitipkan senjaku pada dirimu, tolong jaga dan rawat senjaku sebagaimana ku merawat senjamu dengan ribuan kata romantis dan ribuan sikap puitis. Ku akan pergi dan mungkin tak akan kembali.

0 komentar :